Wednesday, March 31, 2021

Pengalaman Dengan Teman Kantor Yang Bahenol

Wednesday, March 31, 2021 - by miya 0



Pengalaman Dengan Teman Kantor Yang Bahenol Sudah kurang lebih setahun aku bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam perundingan pembelian tanah yang akan dijadikan tempat usaha. Di perusahaan itu aku juga memilki jabatan yang tidak rendah karena aku selalu yang disuruh berangkat menyurvey, menawar, dan memastikan kalau lahan yang akan dibuat usaha itu benar-benar strategis.

Aku juga sering bertemu dengan klien yang meminta bantuan perusahaan kami atau yang bekerja sama dengan perusahaan kami. Aku mendapatkan kepercayaan oleh perusahaan setelah aku berhasil memenangkan tender yang sangat besar sekali, dari itu aku menjadi orang kepercayaan bosku.

Dikala aku menyurvey sebuah lahan aku selalu ditemani oleh seorang teman kantorku yang ditugaskan oleh kantor untuk menemaniku. Namanya Bu Rena, orangnya tidak begitu cantik, tapi senyumannya sangatlah manis sekali. Dia berusia sekitar 35 tahunan, dia juga sudah mempunyai suami dan mempunyai dua orang anak. Tapi tubuh Bu Rena ini masih sangat langsing sekali, payudaranya lumayan besar sekitar 34B dan pantatnya yang ranum menghiasi pemandangan tubuh Bu Rena dibalik kerudung yang selalu menutupi wajahnya. Sudah lama aku bekerja bersama Bu Rena, jadi aku mengetahui bagaimana sifat Bu Rena. Sehingga kami dengan tidak segan lagi ketika saling bercanda.

Selain ditemani Bu Rena aku, saat menyurvey aku juga selalu diantar oleh sopir pribadiku yang juga sudah lama bekerja denganku. dibalik kerudung Bu Rena sempat aku menebak-nebak tentang gairah Seks Bu Rena ini, bahkan aku juga sempat menanyakan pada Bu Rena saat kami keluar menyurvey. Dia hanya tersenyum dengan pertanyaanku yang menjurus soal hubungan Seks..

Aku menjadi tahu kalau Bu Rena ini juga sebenarnya gak baik-baik banget, aku juga bisa mendapatkannya, tapi dia menutupinya dengan berkerudung saat dikantor. Aku juga sering menggodanya saat berada dikantor tapi tidak didepan teman-teman kantor, tapi ketika terlihat sepi, dan Bu Rena selalu hanya membalas godaanku dengan senyuman yang sangat khas dari raut wajahnya..

Waktu itu hari sabtu aku mengambil cuti karena aku ingin istirahat dirumah, menenangkan pikiran dari segala urusan yang ada dikantor. Tapi tak sesuai dengan harapanku, sekitar jam 10 siang aku ditelpon oleh atasanku dan aku ditugaskan untuk menyurvey sebuah lahan dengan sebuah klien dari perusahaan.

Dengan tak bisa menolak aku pun menyanggupinya. Dan aku meminta kalau Bu Rena diantar kerumahku. Segera aku bergegas tata-tata, menyiapkan segala sesuatu yang aku perlukan. Dan setengah jam kemudian Bu Rena sampai kerumahku dengan diantar sopir perusahaan. Aku mempersilahkannya masuk dirumahku dulu sambil menunggu bersiap. Istriku dengan Bu Rena juga sudah kenal karena aku sudah cerita tentang Bu Rena jadi istriku gak masalah.

Setelah aku selesai, aku mencari sopirku, dan setelah aku panggil istriku yang menjawab, kalau sopirku pagi tadi ijin untuk mengantar istrinya kerumah sakit. Jadi terpaksalah aku menyetir mobil sendiri. Dan aku langsung berpamitan dengan istriku. Aku dan Bu Rena lalu masuk mobil dan kami pun langsung meninggalkan rumah.




Obrolan kami di perjalanan menuju lokasi, hanya menyangkut masalah-masalah bisnis yang ada kaitannya dengan Bu Rena. Tidak ada sesuatu yang menyimpang. Bahkan setelah tiba di lokasi yang 25 km dari pusat kota, aku tak berpikir yang aneh-aneh. Bahkan aku jengkel juga ketika pemilik tanah itu tidak ada di tempat, harus dijemput dulu oleh keponakannya yang segera meluncur di atas motornya.

Kami duduk saja di dalam mobil yang diparkir menghadap ke kebun tak terawat, yang rencananya akan dijadikan perumahan oleh kenalanku yang seorang developer. Suasana sunyi sekali. Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun.

Tapi suasana yang sunyi itu…entah kenapa…tiba-tiba saja membuatku iseng…memegang tangan Bu Rena sambil berkata,“Bisa 2 jam kita harus menunggu di sini, Bu.”“Iya Pak,” sahutnya tanpa menepiskan genggamanku,“Sabar aja ya Pak….di dalam bisnis memang suka ada ujiannya.” Aku terdiam.

Tapi tanganku tidak diam. Aku mulai meremas tangan wanita 30 tahunan itu, yang makin lama terasa makin hangat. Dia bahkan membalasnya dengan remasan. Apakah ini berarti……..ah…..pikiranku mulai melayang-layang tak menentu. Mungkin di mana-mana juga lelaki itu sama seperti aku. Dikasih sejengkal mau sedepa.

Remas-remasan tangan tidak berlangsung lama. Kami bukan abg lagi. Masa cukup dengan remas-remasan tangan? Sesaat kemudian, lengan kiriku sudah melingkari lehernya. Tangan kananku mulai berusaha membuka jalan agar tangan kiriku bisa menyelusup ke dalam bajunya yang sangat tertutup dan bertangan panjang. Bu Rena diam saja. Dan akhirnya aku berhasil menyentuh payudaranya.
Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata,“Duduknya di belakang saja Pak…di sini takut dilihat orang…” O, senangnya hatiku.Karena ucapannya itu mengisyaratkan bahwa dia juga mau !“Kenapa mendadak jadi begini Pak?” tanya wanita berjilbab itu ketika kami sudah duduk di jok belakang, pada saat tanganku berhasil menyelinap ke baju tangan panjangnya dan ke balik BH  

nya.“Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya. “Tapi Pak…uuuuhhhh…..kalau saya jadi horny gimana nih?” wanita itu terpejam-pejam sambil meremas-remas lututku yang masih berpakaian lengkap.“Kita lakukan saja…asal Bu Rena gak keberatan….” tanganku makin berani, berhasil menyelinap ke balik rok panjangnya, lalu menyelundup ke balik celana dalamnya.Tanganku sudah menyentuh bulu kemaluannya yang terasa lebat sekali. Kemudian menyeruak ke bibir kemaluannya…bahkan mulai menyelinap ke celah vaginanya yang terasa sudah membasah dan hangat.“Masa di mobil?” protesnya,“kata orang mobil jangan dipakai gituan, bisa bikin sial…”“Emang siapa yang mau ngajak begituan di mobil? Ini kan perkenalan aja dulu….” kataku pada waktu jemariku mulai 

menyelusup ke dalam liang kemaluan Bu Rena yang terasa hangat dan berlendir…Wanita itu memelukku erat-erat sambil berbisik,“Duh Pak…saya jadi kepengen nih….kita cari penginapan aja dulu yuk. Bilangin aja sama orang-orang di sini kalau kita mau datang lagi besok.”“Iya sayang,” bisikku,“ Sekarang ini memiliki dirimu lebih penting daripada ketemuan dengan pemilik tanah itu…”“Ya sudah dulu dong,” Bu Rena menarik tanganku yang sedang mempermainkan kemaluannya,“Nanti kalau saya gak bisa nahan di sini kan berabe. Nanti aja di penginapan saya kasih semuanya…” Aku ketawa kecil.

About the Author

Write admin description here..

0 comments:

© 2013 Cerita Dewasa. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9